Langsung ke konten utama

ORANG BAIK dan ORANG JAHAT

 Hamba Allah yang baik itu adalah - tidak marah - tepat waktu rapat - pemaaf - suka tersenyum - tidak membuang sampah sembarangan - tidak bergunjing - tidak melanggar peraturan - tidak berbohong - memenuhi janji " (tidak ingkar janji) - tidak mencela - tidak mengungkit" kesalahan orang lain - sederhana - adil - menegakkan system - Tidak kkn - suka tabayyun, dll.

Jadi kalau lebih spesifik, hamba Allah yang baik adalah yang berperilaku seperti diatas. Bila tidak, itu adalah orang jahat. Perilaku adil aplikasinya adalah menegakkan sistem dan aturan. Orang yang melanggar sistem dan aturan adalah orang tidak adil (jahat). Memotong antrian, melanggar lampu merah, favoritisme, itu semua adalah perilaku jahat.

Orang yang suka menolong orang lain dengan cara melanggar sistem adalah orang jahat. Kita biasanya kalau kita dibantu secara melanggar aturan kita katakan orang yang membantu (mengenakkan) kita, kita sebut orang baik. Kita katakan baik sekali ya orang ini. Padahal Orang baik (orang yang adil) adalah orang yang membuat kita taat aturan bukan sebalik nya.

semua orang (kalau mau) bisa menjadi pemimpin yang mengubah. Bahkan mengubah sangat banyak pun bisa. Bagi yang mau caranyapun mudah, yaitu memiliki akhlak Mulia. seorang yang memiliki akhlak mulia, sadar atau tidak sadar sebenarnya sudah banyak mengubah.

Read Article Online

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tiada hari tanpa kasih sayang

Puasa harus mengubah Kita, Puasa yang sia-sia adalah puasa yang tidak mengubah. Mengubah perilaku itu penting, islam adalah tentang perilaku, jangan mencela, jangan marah, jangan serakah (dermawan-lah) dll. Itu semua tentang perilaku. Perilaku bukan sesuatu yang remeh temeh, perilaku adalah agama, dan agama bukanlah sesuatu yang remeh temeh, Tiada hari tanpa kasih sayang, kasih sayang adalah kata kerja, kasih sayang harus wujud, artinya dimanapun Kita berada terjadi hal" baik disitu, kita harus tangan diatas, Kita bekerja, dengan demikian terjadi kedamaian, terjadi keteraturan, terjadi kebersihan terjadi kerapian, terjadi keadilan, terjadi kebahagiaan. Itulah wujud kasih sayang. siapakah Kita ? Telahkah Kita menjadi seorang yang seperti itu ? Dimanapun Kita berada apa yang terjadi ? kedamaian atau permusuhan, kekumuhan atau kebersihan, ketertiban atau kekacauan, keadilan atau kezaliman, kebaikan atau keburukan, kejujuran atau kedustaan, ketulusan atau keculasan, kerendahatian ata

Sudah Bahagia-kah kita Sekarang ini ?

Manusia saat ini dibanding masa-masa yang sebelumnya, benar" sudah mencapai apa saja yang dulu adalah merupakan hal yang mustahil bahkan mengimpikan-nya saja pun tidak. Pesan yang dulu memakan waktu berbulan bulan diantar-kan oleh merpati pos, sekarang bisa dilakukan dalam detik yang sama via email, dan sebagainya. Manusia bisa melihat pada detik yang sama apa yang terjadi di stadion sepak bola di Brazil secara live. Manusia menjelajah kemana saja diinginkannya. Baik lewat teknologi maupun langsung terbang dengan pesawat kemana saja. Memakan mie yang dulu membuat api dan memasaknya bisa memakan waktu satu jam, sekarang dengan microwave dalam hitungan detik. Manusia sudah bisa melakukan apa saja, menjelajah kemana pun yang diinginkannya. Tapi apakah manusia menjadi lebih bahagia ? Menjadi lebih bersyukur ? Penjelajahan kemana-mana dan bisa mewujudkan apapun yang diinginkan, ternyata tidak memberikan kebahagiaan dan ketenangan pada manusia. untuk mewujudkan ketenangan dan kebahagia

Hidup dalam paradigma cinta

Sebuah hadis menyebutkan bahawa di dunia ini ada sekelompok orang yang amat dekat dengan Allah swt. Bila mereka tiba di suatu tempat, kerana kehadiran mereka, Allah selamatkan tempat itu dari tujuh puluh macam bencana. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulallah, siapakah mereka itu dan bagaimana mereka mencapai derajat itu?" Nabi yang mulia menjawab, "Mereka sampai ke tingkat yang tinggi itu bukan kerana rajinnya mereka ibadat. Mereka memperoleh kedudukan itu kerana dua hal : "ketulusan hati mereka dan kedermawanan mereka pada sesama manusia." Mereka adalah orang yang berhati bersih dan senang berkhidmat  pada sesamanya. ... hidup dalam paradigma cinta ... Dan mereka ingin menyebarkan cinta itu pada seluruh makhluk di alam semesta. KEMULIAAN... Manusia tidak mulia karena kejeniusannya, tidak hebat karena jabatannya yang tinggi, tidak juga menjadi luar biasa oleh sebab hartanya yang berlimpah serta tidak ditinggikan harkat martabatnya karena kemuliaan nasab & seg