Kita merasa ingin dan perlu menghabiskan waktu bersama keluarga ditempat wisata atau dirumah makan atau bahkan di Mall pada setiap liburan atau akhir pekan. Bila tidak kita lakukan, kita merasa telah menjadi seorang yang kurang baik. Kita merasa biasa saja bila melihat dalam sebuah acara ada penyanyi dan ada penarinya, baik itu tidak direncanakan (spontan) atau bahkan disiapkan penarinya. Kita merasa seharusnya lah ketika pemimpin yang tertinggi memasuki ruangan, hadirin diminta berdiri.
Kita tidak merasa sungkan mengundang banyak orang, menyediakan makanan, tetapi tidak menyediakan meja makan, sehingga tamu harus tetap memegangi piringnya ketika dia makan, padahal tamu itu kita berikan sendok dan garpu..
Orang " mulai tamat smp atau sma harus sudah berpacaran, bila tidak, ada yang kurang wajar. Benarkah anak" usia 10 tahun, harus dipendam diruang kelas nya dari jam 07.30 sd 15.30 ?
Kita merasa aneh bila seorang profesional tidak memikirkan produktifitas dan hasil uang yang lebih banyak tahun ini. Visi kedepan adalah memiliki 3 buah rumah, pendidikan setara S3 dn jabatan adalah eselon sekian dst, dan itu menjadi obisaesi sepanjang tahun selama 365 hari.
Suatu hal yang wajar saja apabila ada seorang yang ingin membeli rumah ke 4 padahal isterinya satu bahkan tidak memiliki anak. Semua orang didunia saat ini berfikir bagaimana lebih kaya, lebih populer, lebih berpendidikan dst.
Demikian seriusnya sehingga orang tidak lagi berani memikirkan yang tidak seperti itu. Yang tidak seperti itu jelas, bahwa yang bersangkutan bukan berada didunia nyata tapi harus meringkuk dibalik terali rumah sakit jiwa.. Ditangani oleh psikolog dan psikiater..
Benarkah hal-hal diatas wajar-wajar saja, atau sesuatu yang tidak wajar.. ?
Darimana datang rasa wajar itu ?
Rasa wajar apa yang seharusnya kita miliki ?
Semua percontohan diatas tadi dapat kita rasakan berasal dari Barat. Itu adalah patokan nilai" dari Barat. Nilai" timur atau disebut kearifan timur tidak seperti itu. Nilai" diperusahaan Jepang, Korea, China berbeda dengan amerika dll, Begitulah adanya....
Bukan persoalan dari barat atau dari timur, kita harus menggali. Lebih jauh lagi, apa yang diinginkan Tuhan kita lakukan dan yang tidak kita lakukan. Itulah rujukan kewajaran, kepatutan yang harus kita miliki....
Mari berlomba " melaksanakan amal baik, sehingga tidak sempat berpikir melaksanakan amal buruk...... Dibuat sangat sibuk dengan kebaikan, sehingga tidak ada waktu dengan kejahatan... (Berbedak ajapun sampai gak sempat)
Prof.H.Abdul Khaliq Fajduani, SH
niche plr articles
Komentar
Posting Komentar