Langsung ke konten utama

Change Our minds, change Our world change our here-after

Bibir yang memproduksi ucapan adalah menggambarkan apa yang ada dalam pikiran. Bibir tidak memiliki kekuasaan apa ", yang berkuasa adalah pikiran, bibir hanya menyampaikan isi kepala, bibir tidak bisa menyampaikan lain dari yang dipikirkan. Isi kepala yang baik akan terlihat dari ucapan " yang baik.

Demikian pula sebaliknya. Isi kepala lah yang memilih kata kata. Kepala kita perlu kita ganti untuk memastikan apa yang keluar dari bibir kita hanyalah yang baik" saja. Demikian juga taat aturan berlalu lintas adalah cerminan akhlak baik. Taat berlalu lintas adalah menggambarkan isi kepala kita baik.

Baik Apa yang diucapkan, cara berlalu lintas, pakaian apa yang dikenakan, warna yang dipilih, kendaraan apa yang dipakai, bagaimana memakainya, kemana sering pergi, siapa teman", keputusan apa yang diambil, semua itu menceritakan apa isi kepala kita, menjelaskan apakah kita seorang yang baik atau tidak.

Sia-sia untuk berpura-pura, tidak ada yang bisa disembunyikan dari orang lain semuanya bercerita tentang siapa kita. Sangat mudah meramal nasib orang lain atau nasib diri sendiri tentang bagaimana masa depan kita selama didunia dan juga masa depan kita diakhirat kelak. Cara mengetahuinya adalah dengan melihat sebaik apa kita sekarang. Itulah masa depan kita. Makin baik kita makin baiklah masa depan kita.

Cara yang terbaik adalah Change Our minds, change Our world change our hereafter. Apakah kalimat yang kita pilih, cara kita berkendara, pakaian yang kita pakai, peralatan yang kita gunakan, tempat yang sering kita datangi, teman yang kita miliki, waktu yang kita gunakan baik, dsb ? Bila semua itu baik artinya kita orang baik. Masa depan kita disini dan disana akan baik. InsyaAllah.....

Read Article Online

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tiada hari tanpa kasih sayang

Puasa harus mengubah Kita, Puasa yang sia-sia adalah puasa yang tidak mengubah. Mengubah perilaku itu penting, islam adalah tentang perilaku, jangan mencela, jangan marah, jangan serakah (dermawan-lah) dll. Itu semua tentang perilaku. Perilaku bukan sesuatu yang remeh temeh, perilaku adalah agama, dan agama bukanlah sesuatu yang remeh temeh, Tiada hari tanpa kasih sayang, kasih sayang adalah kata kerja, kasih sayang harus wujud, artinya dimanapun Kita berada terjadi hal" baik disitu, kita harus tangan diatas, Kita bekerja, dengan demikian terjadi kedamaian, terjadi keteraturan, terjadi kebersihan terjadi kerapian, terjadi keadilan, terjadi kebahagiaan. Itulah wujud kasih sayang. siapakah Kita ? Telahkah Kita menjadi seorang yang seperti itu ? Dimanapun Kita berada apa yang terjadi ? kedamaian atau permusuhan, kekumuhan atau kebersihan, ketertiban atau kekacauan, keadilan atau kezaliman, kebaikan atau keburukan, kejujuran atau kedustaan, ketulusan atau keculasan, kerendahatian ata

Sudah Bahagia-kah kita Sekarang ini ?

Manusia saat ini dibanding masa-masa yang sebelumnya, benar" sudah mencapai apa saja yang dulu adalah merupakan hal yang mustahil bahkan mengimpikan-nya saja pun tidak. Pesan yang dulu memakan waktu berbulan bulan diantar-kan oleh merpati pos, sekarang bisa dilakukan dalam detik yang sama via email, dan sebagainya. Manusia bisa melihat pada detik yang sama apa yang terjadi di stadion sepak bola di Brazil secara live. Manusia menjelajah kemana saja diinginkannya. Baik lewat teknologi maupun langsung terbang dengan pesawat kemana saja. Memakan mie yang dulu membuat api dan memasaknya bisa memakan waktu satu jam, sekarang dengan microwave dalam hitungan detik. Manusia sudah bisa melakukan apa saja, menjelajah kemana pun yang diinginkannya. Tapi apakah manusia menjadi lebih bahagia ? Menjadi lebih bersyukur ? Penjelajahan kemana-mana dan bisa mewujudkan apapun yang diinginkan, ternyata tidak memberikan kebahagiaan dan ketenangan pada manusia. untuk mewujudkan ketenangan dan kebahagia

Hidup dalam paradigma cinta

Sebuah hadis menyebutkan bahawa di dunia ini ada sekelompok orang yang amat dekat dengan Allah swt. Bila mereka tiba di suatu tempat, kerana kehadiran mereka, Allah selamatkan tempat itu dari tujuh puluh macam bencana. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulallah, siapakah mereka itu dan bagaimana mereka mencapai derajat itu?" Nabi yang mulia menjawab, "Mereka sampai ke tingkat yang tinggi itu bukan kerana rajinnya mereka ibadat. Mereka memperoleh kedudukan itu kerana dua hal : "ketulusan hati mereka dan kedermawanan mereka pada sesama manusia." Mereka adalah orang yang berhati bersih dan senang berkhidmat  pada sesamanya. ... hidup dalam paradigma cinta ... Dan mereka ingin menyebarkan cinta itu pada seluruh makhluk di alam semesta. KEMULIAAN... Manusia tidak mulia karena kejeniusannya, tidak hebat karena jabatannya yang tinggi, tidak juga menjadi luar biasa oleh sebab hartanya yang berlimpah serta tidak ditinggikan harkat martabatnya karena kemuliaan nasab & seg