Langsung ke konten utama

kata-kata bijak Syekh Ali Jaber (Semoga almarhum dalam ampunan Allah dan belas kasih-Nya)

 1. Seingat saya, selama di Indonesia, saya tidak pernah menyakiti siapapun dan agama manapun.

2. Saya lahir di tanah Arab, biarkan saya meninggal di Indonesia.

3. Saya punya prinsip, orang yang punya salah kepada saya, akan saya doakan semoga Allah mengampuninya. Namun, ketika saya punya salah, saya berdoa, "Ya Allah, ampunilah saya."

4. Jangan pandangi wanita yang belum berhijab, jangan pandangi dia buruk. Barangkali dia punya dua rakaat tahajud di sisi Allah dan bisa terampuni dosa-dosanya.

5. Kita tidak tahu urusan manusia dengan Allah. Manusia punya rahasianya masing-masing dengan sang pencipta, Allah SWT.

6. Apabila orang lain punya salah, maafkanlah dia.

7. Belajarlah mengenai Islam dari Islam itu sendiri, jangan dari perilaku orang. Saya sendiri belum tentu menjadi contoh, tirulah Nabi Muhammad SAW.

8. Jangan memandang mereka dengan pandangan buruk, pandang mereka dengan sayang, kasihan, dan doakan.

9. Kalau saya tidak bisa menjaga nama baik negeri Indonesia, lebih baik cabut warga negara.

10. Saya lebih baik menjadi korban daripada mengorbankan umat. Saya tidak mau kasus ini dimanfaatkan oleh golongan tertentu.

11. Segala sesuatu yang Allah tetapkan untuk kita adalah kebaikan, walau dalam pandangan kita itu adalah keburukan.

12. Saya hanya menyampaikan Islam, tapi belum tentu saya menjadi contoh, jadi jangan tertipu dengan saya, tapi yakini tidak bakal tertipu dengan Islam.

13. Saya tidak suka membalas dendam.

14. Kemuliaan akhlak adalah inti daripada agama.

15. Setiap kali saya ditimpa musibah, saya selalu mengucapkan,"Alhamdulilah, Inalillahi wainna illahi rajiun."

16. Saya mempercayai satu hal, tidak ada sesuatu yang terjadi kebetulan. Seperti kata Umar bin Khattab bahwa kita lari dari takdir ke satu takdir lainnya. Emosi dan marah tidak akan mengubah apa pun yang sudah terjadi, justru akan menimbulkan musibah jauh lebih besar.

17. Tidak ada satu pun kata keluar kecuali Allah izinkan, kita harus belajar pasrah diri kepada Allah SWT.

18. Tidak cukup kita hanya berbicara dan retorika dalam mengungkapkan cinta, tapi wujudkanlah dalam perilaku.

19. Banyak orang mengaku cinta Nabi, tapi apakah perilakunya seperti Nabi?

20. Jangan pernah sungkan untuk menerima masukan orang dan meminta maaf.

Demikian beberapa kata-kata bijak Syekh Ali Jaber yang bisa dijadikan pegangan hidup Anda.

Read Article Online

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tiada hari tanpa kasih sayang

Puasa harus mengubah Kita, Puasa yang sia-sia adalah puasa yang tidak mengubah. Mengubah perilaku itu penting, islam adalah tentang perilaku, jangan mencela, jangan marah, jangan serakah (dermawan-lah) dll. Itu semua tentang perilaku. Perilaku bukan sesuatu yang remeh temeh, perilaku adalah agama, dan agama bukanlah sesuatu yang remeh temeh, Tiada hari tanpa kasih sayang, kasih sayang adalah kata kerja, kasih sayang harus wujud, artinya dimanapun Kita berada terjadi hal" baik disitu, kita harus tangan diatas, Kita bekerja, dengan demikian terjadi kedamaian, terjadi keteraturan, terjadi kebersihan terjadi kerapian, terjadi keadilan, terjadi kebahagiaan. Itulah wujud kasih sayang. siapakah Kita ? Telahkah Kita menjadi seorang yang seperti itu ? Dimanapun Kita berada apa yang terjadi ? kedamaian atau permusuhan, kekumuhan atau kebersihan, ketertiban atau kekacauan, keadilan atau kezaliman, kebaikan atau keburukan, kejujuran atau kedustaan, ketulusan atau keculasan, kerendahatian ata

Sudah Bahagia-kah kita Sekarang ini ?

Manusia saat ini dibanding masa-masa yang sebelumnya, benar" sudah mencapai apa saja yang dulu adalah merupakan hal yang mustahil bahkan mengimpikan-nya saja pun tidak. Pesan yang dulu memakan waktu berbulan bulan diantar-kan oleh merpati pos, sekarang bisa dilakukan dalam detik yang sama via email, dan sebagainya. Manusia bisa melihat pada detik yang sama apa yang terjadi di stadion sepak bola di Brazil secara live. Manusia menjelajah kemana saja diinginkannya. Baik lewat teknologi maupun langsung terbang dengan pesawat kemana saja. Memakan mie yang dulu membuat api dan memasaknya bisa memakan waktu satu jam, sekarang dengan microwave dalam hitungan detik. Manusia sudah bisa melakukan apa saja, menjelajah kemana pun yang diinginkannya. Tapi apakah manusia menjadi lebih bahagia ? Menjadi lebih bersyukur ? Penjelajahan kemana-mana dan bisa mewujudkan apapun yang diinginkan, ternyata tidak memberikan kebahagiaan dan ketenangan pada manusia. untuk mewujudkan ketenangan dan kebahagia

Hidup dalam paradigma cinta

Sebuah hadis menyebutkan bahawa di dunia ini ada sekelompok orang yang amat dekat dengan Allah swt. Bila mereka tiba di suatu tempat, kerana kehadiran mereka, Allah selamatkan tempat itu dari tujuh puluh macam bencana. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulallah, siapakah mereka itu dan bagaimana mereka mencapai derajat itu?" Nabi yang mulia menjawab, "Mereka sampai ke tingkat yang tinggi itu bukan kerana rajinnya mereka ibadat. Mereka memperoleh kedudukan itu kerana dua hal : "ketulusan hati mereka dan kedermawanan mereka pada sesama manusia." Mereka adalah orang yang berhati bersih dan senang berkhidmat  pada sesamanya. ... hidup dalam paradigma cinta ... Dan mereka ingin menyebarkan cinta itu pada seluruh makhluk di alam semesta. KEMULIAAN... Manusia tidak mulia karena kejeniusannya, tidak hebat karena jabatannya yang tinggi, tidak juga menjadi luar biasa oleh sebab hartanya yang berlimpah serta tidak ditinggikan harkat martabatnya karena kemuliaan nasab & seg