Langsung ke konten utama

Tiada hari tanpa kasih sayang

Puasa harus mengubah Kita, Puasa yang sia-sia adalah puasa yang tidak mengubah. Mengubah perilaku itu penting, islam adalah tentang perilaku, jangan mencela, jangan marah, jangan serakah (dermawan-lah) dll. Itu semua tentang perilaku. Perilaku bukan sesuatu yang remeh temeh, perilaku adalah agama, dan agama bukanlah sesuatu yang remeh temeh,

Tiada hari tanpa kasih sayang, kasih sayang adalah kata kerja, kasih sayang harus wujud, artinya dimanapun Kita berada terjadi hal" baik disitu, kita harus tangan diatas, Kita bekerja, dengan demikian terjadi kedamaian, terjadi keteraturan, terjadi kebersihan terjadi kerapian, terjadi keadilan, terjadi kebahagiaan. Itulah wujud kasih sayang.

siapakah Kita ? Telahkah Kita menjadi seorang yang seperti itu ? Dimanapun Kita berada apa yang terjadi ? kedamaian atau permusuhan, kekumuhan atau kebersihan, ketertiban atau kekacauan, keadilan atau kezaliman, kebaikan atau keburukan, kejujuran atau kedustaan, ketulusan atau keculasan, kerendahatian atau kesombongan ?  

sekarang isu reshuffle kabinet, menteri yang tidak berprestasi akan diganti. Dengan perkataan lain, yang sedikit mewujudkan kebaikan akan diganti. yang banyak mewujudkan kebaikan akan dipertahankan. semua orang harus berlomba mewujudkan kebaikan.....

Hidup ini singkat, hari tua cepat tiba. Segala kejayaan dan kekuatan dimasa muda, hanya menjadi kenangan, pergi tak pernah kembali... Hidup bagaikan sebuah drama, yang menjadi raja bukan benar-benar raja, hanya peran di atas panggung belaka. Berakhirnya drama berakhir pula semua peran.

Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun, semuanya sirna tak berbekas. Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, kedudukan dan jabatan yang luar biasa, namun....Ketika napas terakhir tiba, Sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi, Sehelai benang pun tak bisa dimiliki... Apalagi yang mau diperebutkan? Apalagi yang mau disombongkan?

Maka jalanilah hidup ini dengan keinsafan nurani. Jangan terlalu perhitungan, jangan hanya mau menang sendiri, suka protes, suka sakiti sesama, apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita. Mari mulai melakukan tiada hari tanpa Kasih, Selalu berlapang dada dan mengalah. Hidup ceria, bebas leluasa, tak ada yang tak bisa diikhlaskan... Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan... Tak ada dendam yang tak bisa dihapus.. Tak ada alasan tidak bisa untuk kebaikan.

Manusia ada didunia untuk beribadah. Beribadah itu adalah berbuat baik. Mewujudkan kebaikan. Membuat hal" yang baik terjadi. Bukan tentang menjadi raja atau penguasa, bukan pula tentang menjadi kaya. Cinta kasih membuat Kita ingin berbuat baik. untuk itu kita bekerja mewujudkan perbuatan baik. Makin giat Kita bekerja makin banyak kebaikan yang Kita wujudkan. Amiin.

Prof.H.Abdul Khaliq Fajduani, SH

By AFAYIN CHANNE

Read Article Online

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah Bahagia-kah kita Sekarang ini ?

Manusia saat ini dibanding masa-masa yang sebelumnya, benar" sudah mencapai apa saja yang dulu adalah merupakan hal yang mustahil bahkan mengimpikan-nya saja pun tidak. Pesan yang dulu memakan waktu berbulan bulan diantar-kan oleh merpati pos, sekarang bisa dilakukan dalam detik yang sama via email, dan sebagainya. Manusia bisa melihat pada detik yang sama apa yang terjadi di stadion sepak bola di Brazil secara live. Manusia menjelajah kemana saja diinginkannya. Baik lewat teknologi maupun langsung terbang dengan pesawat kemana saja. Memakan mie yang dulu membuat api dan memasaknya bisa memakan waktu satu jam, sekarang dengan microwave dalam hitungan detik. Manusia sudah bisa melakukan apa saja, menjelajah kemana pun yang diinginkannya. Tapi apakah manusia menjadi lebih bahagia ? Menjadi lebih bersyukur ? Penjelajahan kemana-mana dan bisa mewujudkan apapun yang diinginkan, ternyata tidak memberikan kebahagiaan dan ketenangan pada manusia. untuk mewujudkan ketenangan dan kebahagia

Hidup dalam paradigma cinta

Sebuah hadis menyebutkan bahawa di dunia ini ada sekelompok orang yang amat dekat dengan Allah swt. Bila mereka tiba di suatu tempat, kerana kehadiran mereka, Allah selamatkan tempat itu dari tujuh puluh macam bencana. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulallah, siapakah mereka itu dan bagaimana mereka mencapai derajat itu?" Nabi yang mulia menjawab, "Mereka sampai ke tingkat yang tinggi itu bukan kerana rajinnya mereka ibadat. Mereka memperoleh kedudukan itu kerana dua hal : "ketulusan hati mereka dan kedermawanan mereka pada sesama manusia." Mereka adalah orang yang berhati bersih dan senang berkhidmat  pada sesamanya. ... hidup dalam paradigma cinta ... Dan mereka ingin menyebarkan cinta itu pada seluruh makhluk di alam semesta. KEMULIAAN... Manusia tidak mulia karena kejeniusannya, tidak hebat karena jabatannya yang tinggi, tidak juga menjadi luar biasa oleh sebab hartanya yang berlimpah serta tidak ditinggikan harkat martabatnya karena kemuliaan nasab & seg