Seorang pesulap sedang memamerkan kemampuannya, membuat yang hilang bisa muncul kembali, membuat yang terputus bisa tersambung lagi, dsb.. Mempermainkan indera penonton yang selama ini sudah diandalkan memberikan informasi ke otak.. lantas, pada penutupan sang pesulap bertanya, taukah kenapa anda tertipu dengan sulap ini?
Semua orang memberikan jawaban yang berbeda, namun sang pesulap hanya menjawab : karena anda punya mata, telinga dan otak, indera anda memberikan informasi, namun otak anda menerjemahkannya secara salah, sesuai pemahaman yang anda anut selama ini..
Dalam agama dikatakan bahwa dunia adalah senda gurau dan permainan yang menyesatkan, tersesat bukan karena buta, bukan karena tuli, tetapi malah karena mata dan telinga terbuka, namun akal dan hati yang telah tertipu daya, oleh harta, kedudukan, pujian, dan nafsu lainnya.
Tersesat membuat seseorang tidak lagi dapat melihat petunjuk" Tuhan yang sebenarnya selalu ada disekitarnya. Bukan disebabkan tidak mengetahui melainkan justru karena sudah merasa "mengetahui" menjadi "merasa" dekat dengan Tuhan, dan akhirnya mengambil hak-hak tuhan dengan sikap sombong dan lagi mulia.
Pengetahuan tentang agama dianggap sudah final, atau mencapai tingkat tertinggi sehingga mudah menyalahkan dan menvonis orang lain yang tidak sejalan dengan jalan fikirannya, ideologinya dan alirannya.
Disinilah masa dimana merasa telah melayani kepentingan Tuhannya padahal sesungguhnya sedang melayani kepentingan nafsu nya sendiri. Rasa kasih sayang dan cinta telah tercabut dari hati manusia yang tersesat dalam terang. Hatinya tak lagi peka terhadap kesalahan diri sendiri yang sering muncul adalah kecurigaan,membuka aib orang lain dan kedengkian yang berlarut-larut.
Dampaknya lebih parah daripada manusia yang pernah tersesat dalam gelap kemudian mendapatkan petunjukNya. Merasa paling benar dan baik akan menjadi penyebab penderitaan yang paling utama. Sadarlah, manusia tidak pernah benar tidak pernah baik dan tidak pernah mulia, biarlah itu semua menjadi milik Allah Yang Maha Perkasa.
Menjadi hamba, cukup sudah..karena sebenarnya disanalah fitrah kebahagiaan kita. Jadilah orang yang selalu lemah, papa dan fakir di hadapan Tuhan kita Yang Maha Mulia, dan biarkan tetap begitu adanya, dan memang begitulah selamanya.
Sesungguhnya manusia adalah mahluk yang tidak mengetahui, hanya Allah lah yang mengetahui kebenaran sejati, untuk itu tugas manusia adalah selalu bersyukur, dan memohon ampun dengan istigfar dan petunjuk kepada Allah setia saat, laa haula quwwata ila billah.. Kita tidak pernah tau dimana tempat kita kelak.. Dan tidak ada yang menjaminnya..
Lantas sang pesulap memberi tahu penonton tentang "trik" dibalik itu semua. Sekonyong" penonton semua manggut", tertawa dan bergumam "begini toh sebenarnya.. Sederhana sekali ya.." Kemudian sang pesulap mengajak memainkan sulap yang sama, dipanggung yang sama, tetap dengan penonton yang sama, dengan mata yang sama, telinga yang sama namun karena terjemahan otak yang berbeda, maka penonton tidak memandang tontonan itu sebagai sesuatu yang sama lagi.
Duniapun demikian, ia adalah kumpulan fatamorgana, titik. Begitulah kata Tuhan. Maka, lihatlah dunia dengan kacamata fatamorgana, titik. Bedanya, jika sipesulap memberi tahu triknya diakhir acara, atau bahkan ia tidak pernah memberi tahu triknya, "Sang Pesulap Yang Maha itu" , telah memberitahukan rahasianya sedari awal permainan, Hai manusia, dunia adalah permainan yang menyesatkan, jangan tertipu, lakukan ini dan lakukan itu, jangan ini dan jangan itu, Demikian PesanNya.. Walaupun kita tidak mengetahui akhirnya, setidaknya kita sudah mengetahui bahwa semua ini Fatamorgana. Dan pada saatnya pertunjukan akan usai..
Copas. B.Opin
Read Article Online
Komentar
Posting Komentar